Boalemo, POROSNEWS.ID – Yayasan Cinta Anak Bangsa, pada hari Sabtu (18/3/2023) sampai Selasa (21/03/2023), foundation mengadakan kegiatan pelatihan Hero4Edu untuk 182 guru honorer kategori 2/sederajat yang berasal dari Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato di Pendopo Kantor Bupati Boalemo.
Kegiatan ini dibuka dan ditutup secara resmi oleh Bupati Boalemo, Dr. Hendriwan, M.Si., yang masing-masing diwakili oleh Plt. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Yakop Yusuf Musa dan Dorci Pauweni selaku Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Kegiatan ini bertujuan mengenalkan metode berpikir kritis kepada para guru agar dapat mengembangkan model pembelajaran yang tangkas, efektif, dan inovatif di sekolah masing-masing. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap pengabdian guru-guru honorer di Boalemo dan Pohuwato melalui pemberian dana apresiasi.
Wilayah Boalemo dan Pohuwato menjadi fokus dari pemberian manfaat dikarenakan kualitas pendidikan pada wilayah ini masih membutuhkan banyak perbaikan dan Indeks Pembangunan Manusia yang relatif rendah.
Program Hero4Edu diharapkan dapat membantu guru-guru untuk ikut memajukan kualitas pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia di Boalemo maupun Pohuwato. Sebagai peserta pelatihan, para guru mendapat berbagai pengetahuan baru seperti perbedaan metode pembelajaran konvensional dengan pendidikan berpikir kritis.
Para guru tampak antusias dengan materi yang diberikan, karena hampir semua peserta mengakui bahwa pelatihan dengan pendekatan pembelajaran yang kreatif, interaktif, dan kritis
merupakan hal baru bagi mereka, sehingga dapat memacu peningkatan kapasitas guru dan lahirnya SDM unggul.
Hal ini senada dengan pernyataan Ibu Safira Nuki, guru pendidikan agama Islam di SDN 24 Paguyaman, bahwa “Setelah mendapat materi metode berpikir kritis di pelatihan ini, saya mendapat cara baru untuk mengajar dan melatih siswa agar aktif saat belajar di kelas”.
Keberhasilan dari kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dari mitra strategis Yayasan Cinta Anak Bangsa Foundation seperti pemerintah daerah dan sekolah-sekolah tempat para guru mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar.
Lebih lanjut, kegiatan pelatihan berpikir kritis ini diharapkan tidak hanya berhenti hingga tahap pelatihan, namun juga dikembangkan agar memacu para guru maupun peserta didik untuk senantiasa belajar secara kritis, merdeka, dan bertanggungjawab.