Ketua Tim Kerja Bupati, Miftahudin Jasin : Mengembalikan BPU Kabila Untuk Menjaga Identitas Dan Nilai Historis Masyarakat

Bonebolango249 Dilihat

POROSNEWS.ID, Bone Bolango – Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango mengembalikan nama gedung Bandayo Li Mbui menjadi BPU Kabila dan ini sama sekali tidak ada kaitan dengan soal menang kalah di Pilkada.

Itu ditegaskan oleh Ketua Tim Kerja Bupati Bone Bolango, Miftahudin Jasin kepada awak media saat dihubungi via whatsapp, Kamis (28/8/2025).

Lanjut Miftah, bahwa Pemerintah Kabupaten Bone Bolango di bawah kepemimpinan Ismet Mile dan Risman Tolingguhu sebagai Bupati dan Wakil Bupati telah mengembalikan nama BPU Kabila yang telah diganti oleh Bupati sebelumnya, Merlan Uloli.

“Sejak awal bangunan yang dibangun tahun 70-an itu nama gedungnya sudah BPU Kabila, namun di era Merlan Uloli diganti jadi Bandayo Li Mbui, jadi kita kembalikan lagi ke nama aslinya,” tuturnya.

Jadi, gedung BPU Kabila adalah pengembalian sejarah dan ini menjadi bagian dari upaya menjaga identitas serta nilai historis masyarakat Kabila. Ini juga tidak akan menghambat jalannya pembangunan maupun program kerja pemerintah daerah, khususnya Bupati dan Wakil Bupati.

“Penyesuaian nama justru menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah lokal, supaya setiap kegiatan pemerintahan maupun kemasyarakatan yang berlangsung di gedung tersebut selalu berakar pada nilai-nilai kearifan daerah,” tegasnya.

Dan saya pastikan bahwa program prioritas Bupati dan Wakil Bupati, baik di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Pengembalian nama gedung ini dapat dipandang sebagai penyempurna, bukan penghalang, sebab mampu menghubungkan semangat pembangunan modern dengan sejarah dan budaya lokal yang menjadi jati diri masyarakat Bone Bolango,” ujarnya.

Sementara tokoh masyarakat Kabila, Niko Ilahude menimpali bahwa banyak masyarakat Kabila yang menyampaikan kepadanya sikap protes terhadap pergantian nama gedung BPU menjadi Bandayo Li Mbui di masa Bupati Merlan Uloli.

“Mereka sampaikan ke saya bahwa mereka tidak setuju pergantian nama itu (dari BPU Kabila ke Bandayo Li Mbui),” kata Niko.

Bahkan Niko menyayangkan sikap Merlan Uloli yang tidak membangun gedung baru tetapi hanya merehabilitasi gedung BPU. Seharusnya jika Merlan beralasan untuk menghargai kaum perempuan, ia harus bangun gedung baru.

“Sama dengan yang ada di Kota Gorontalo, itu di bangun gedung Bele Li Mbui tanpa harus menghilangkan gedung BPU,” harapnya.