Kekuatan Baru Dunia Sedang Bangkit

Berita Utama, Politik646 Dilihat

JAKARTA, POROSNEWS.ID – Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III di Hotel Acacia Jakarta Pusat, saat dikutip dari media Berdikari online.com, Minggu (10/09/2023).

Rapimnas itu dilakukan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, tepatnya 14 Februari 2024.

“Salah satu agenda utama Rapimnas tersebut adalah pembahasan terkait situasi internasional dan situasi nasional,”ujar Ketua Umum PRIMA, Agus Jabo Priyono.

Menurutnya, situasi global saat ini sedang mengarah kepada tatanan dunia baru. Perang Rusia-Ukraina dan ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok menandai adanya perubahan tatanan dunia.

Maka dari itu, ia menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk terus memperkuat persatuan nasional dalam rangka menghadapi tantangan global dan mengatasi problem bangsa Indonesia.

“Kapitalisme neoliberal yang dipelopori AS sedang mengalami kebangkrutan. Tatanan ini tidak dapat bertahan lebih lama lagi,” tambah Agus Jabo, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/9).

Agus Jabo juga menyebut bahwa kini kekuatan-kekuatan baru dunia sedang bangkit. Tiongkok telah mempeloporinya dalam bidang ekonomi dan Rusia mempelopori melalui kebangkitan militernya.

Lagi, menurut Agus Jabo, perekonomian yang bersandar pada kapital keuangan juga sudah mulai digantikan dengan kapital industri yaitu hilirisasi sumber daya alam dan industrialisasi.

“Negara-negara yang bersandar pada kapital keuangan mengalami de-industrialisasi, sementara negara-negara yang bersandar pada SDA dan industri terus mengalami pertumbuhan,” tukasnya.

Sementara itu dalam konteks Indonesia, Agus Jabo mengungkapkan bahwa strategi industrialisasi dan program hilirisasi SDA yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo masih samar tergambar. Strategi hilirisasi dan program kesejahteraan rakyat masih belum dapat berjalan secara paralel.

“Daerah penghasil nikel dengan pertumbuhan ekonomi tinggi seperti Sulawesi Tengah dan Maluku Utara belum menikmati hasil hilirisasi,” ucapnya.

Agus Jabo pun menegaskan bahwa program hilirisasi di segala sektor seperti pertambangan, perkebunan dan pertanian, kelautan serta kebudayaan dan industri kreatif harus terus didukung. Hilirisasi yang ditujukan untuk penguatan industri nasional akan membawa dampak baik bagi masa depan bangsa.

Hanya saja, Ia mengingatkan agar dalam penguatan program hilirisasi dan pembangunan industri nasional harus tetap mendahulukan kemanusiaan daripada kepentingan modal.

“Pembangunan harus tetap menjunjung tinggi kemanusiaan dan berwawasan lingkungan hidup,” tutupnya. (*).