Boalemo, POROSNEWS.ID – Indonesia sebagai Negara agraris memiliki produk pertanian melimpah, diantaranya adalah kelapa dan jagung. Indonesia dengan luas area tanaman kelapa mencapai 3.728.600 ha. 92,40 persen diantaranya adalah kelapa dalam.
Produksi kelapa tercatat 15,4 miliar butir atau 3,2 juta ton setara kopra. Sementara, berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektar, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen, hal itu diungkapkan oleh Dosen Dr. Abdul Hamid Isa, M.Pd., pada Pelatihan Keterampilan Vokasi Komperitif untuk meningkatkan kemandirian ekonomi bagi masyarakat pesisir wisata desa bolihutuo Kecamatan Botumoito, bertempat di aula kantor desa bolihutuo, Sabtu (5/11/2022).
Lanjut dosen Abdul Hamid Isa, M.Pd., di
Gorontalo sendiri berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, pada tahun 2021, telah dilakukan pengiriman jagung antar pulau untuk memenuhi kebutuhan
jagung nasional sebanyak 198 kali dengan total volume 1.002.366 ton jagung. Sementara untuk 2022 ini pengiriman jagung antar pulau sebanyak 280.465 ton dengan frekuensi 192 kali.
Sehingga ketersediaan jagung Gorontalo sampai Juni 2022 dapat diprediksikan mencapai 476.455 ton, khususnya di Kabupaten Gorontalo sebesar 76.871 ton.
Sedangkan untuk ekspor kelapa sendiri, di tahun 2020 sebanyak 6.200 ton. Tahun 2021 sebanyak 6.531 ton. Periode Januari – Juni tahun 2022 yang sudah berhasil di ekspor sebanyak 2.842 ton. Negara tujuan ekspor kelapa adalah China, Taiwan, Jerman, Afrika
dan sebagian besar Eropa.
Maka dari itu, pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan minat dan motivasi petani dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian. dapat mendorong minat dan motivasi masyarakat dan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya pengetahuan serta keterampilan dalam pengelolaan limbah hasil pertanian dalam meningkatkan ekonomi.
Selain itu juga perlunya pembentukan Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis yang di bentuk untuk mengembangkan kelompok masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di bidang ekonomi serta memiliki kesiapan dan kepedulian di sekitar destinasi pariwisata supaya berperan sebagai tuan rumah yang baik, penggerak sadar wisata dan sapta pesona.
Pokdarwis yang menjadi mitra
pemerintah dalam upaya menjembatani masyarakat untuk sadar wisata. Pokdarwis di Pantai Bolihutuo menyelenggarakan event yang menjadi wahana apresiasi dan promosi potensi wisata yang ada di lingkungan sekitar, seperti festival permainan rakyat, festival kegiatan bahari, perlombaan seni dan olahraga, pameran/bazar, perkemahan dan pertunjukan.
Dalam kegiatan Pokdarwis berupa Sadar Wisata dalam hal ini digambarkan sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam dua hal, yaitu:
1. Masyarakat menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah
(host), baik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung untuk mewujudkan
lingkungan dan suasana yang kondusif sebagaimana tertuang dalam slogan Sapta Pesona.
2. Masyarakat menyadari hak dan kebutuhannya untuk menjadi pelaku wisata atau wisatawan untuk melakukan perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata, sebagai wujud kebutuhan dasar untuk berekreasi maupun khususnya dalam mengenal dan mencintai tanah air.
“Terkait dengan wisata berbasis kearifan lokal saat ini, untuk memahami isi kandungan nilai kearifan lokal sosial budayadi wilayah potensi kawasan wisata perlu suatu kajian/penelitian dari perspektif analisis komunikasi. Salah satu wujud kearifan lokal masyarakat
adat adalah ritual yang berkaitan dengan pelestarian alam (Pantai), karena memiliki keterikatan tersendiri, sehingga masyarakat adat menganggap pantai sebagai suatu wilayah yang suci dan keramat yang perlu dijaga dan dipelihara,” ungkap Dr. Abdul Hamid Isa, M.Pd.
Karena masyarakat adat mempunyai
konsep penguasaan lahan secara kolektif yang di dalamnya menjaga keseimbangan yang dinamis antara hak individu terbatas dan hak kolektif sebagai suatu komunitas adat yang
otonom.
Pada akhirnya dalam upaya pembentukan local branding wisata yang berbasiskan kearifan lokal keberadaan destinasi wisata Pantai Bolihutuo mempunyai posisi tawar yang sangat tinggi dibandingkan dengan wisata yang lain di Gorontalo .Dalam hal ini kearifan local akan ditinjau dari pengembangan potensi alam, social dan budaya masyarakat setempat wisata Pantai Boluhutuo. Berdasarkan latar belakang diatas maka kami akan melakukan pembentukan.
Diharapkan nantinya dalam pelatihan dan pembentukan kelompok wisata ini diketahui pola promosi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Bolihutuo yang efektif, sehingga bisa dijadikan contoh bagi Pokdarwis lainnya di Gorontalo dalam mengembangkan potensi wisata.
Dalam pelatihan dan pembentukan kelompok sadar wisata, turut dihadiri Dosen Zulkarnain Anu, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Desa, Babinkamtibmas, Babinsa, Koordinator Desa Bolihutuo Syahrul L. Palada, mahasiswa KKN Tematik dan masyarakat. (f).