Jakarta, POROSNEWS.ID – Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok, perbaikan ekonomi Indonesia masih terus berlanjut.
Semua tak lepas dari kinerja positif #UangKita dan koordinasi kuat antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, LPS, dan OJK.
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan?
Kondisi perekonomian ditengah resiko ketidakpastian global pada triwulan III 2022
– Inflasi Oktober lebih rendah dari perkiraan awal 3,6 persen
– PMI Manaufaktur ekspansif (Oktober 2022) level 51,8
– Indeks Keyakinan Konsumen ekspansif level 117,2
– Neraca Perdagangan kinerja Expor tetap kuat surplus U$D 14,9 M
Upaya menjaga APBN sebagai shock absorber
– Reformasi fiskal dan struktur yang efektif
– Penguatan spending better melalui efisiensi belanja operasional dan penguatan program prioritas
– Subsidi lebih tepat sasaran dan berkeadilan
– Skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang lebih masif
– Mengendalikan defisit dan resiko hutang dalam batas aman
Upaya Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi
– APBN 2022 dijaga waspada, antisipatif, responsif untuk antisipasi ketidakpastian
– Program PEN tetap responsif
– Dukungan untuk UMKM, antara lain melalui program KUR dan penjamin
– Menjaga pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri
– Dukungan untuk proyek padat karya, pariwisata dan ketahanan pangan
– Insentif perpajakan PPh pasal 22 impor
Upaya menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat
– Menjaga harga jual, BBM, LPG dan Listrik
– Insentif selisih harga minyak goreng curah dan kemasan sederhana agar tetap terjangkau
– BLT minyak goreng bagi 20,65 juta KPM, Kartu Sembako dan/atau PKH serta 2,5 juta PKL makanan
– Cadangan stabilitas harga pangan (CSHP), antara lain kedelai dan jagung
– Penurunan pungutan ekspor (PMK 115/2022).
