POROSNEWS.ID, Yogyakarta — Dalam Simposium Gerakan Nasional Pasal 33 yang digelar di Gedung Soeroto APMD, Yogyakarta, Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW LMND) DIY menghadirkan berbagai pandangan kritis tentang arah perekonomian nasional. Salah satu pandangan tegas datang dari Juru Bicara Partai PRIMA, Syamsudin Saman, yang menyoroti bahaya sistem ekonomi yang disebut Presiden Prabowo Subianto sebagai serakahnomics.
Menurut Syamsudin, bangsa Indonesia sebenarnya telah memiliki panduan ekonomi yang jelas, yakni Ekonomi Pancasila yang berlandaskan Pasal 33 UUD 1945 dan Jalan Trisakti Bung Karno. Dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah — mulai dari nikel, batu bara, timah, hingga emas — Indonesia seharusnya mampu menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Namun dalam praktiknya, sistem ekonomi yang berjalan justru diwarnai perilaku serakah dan eksploitatif.
Presiden Prabowo sebelumnya memperkenalkan istilah serakahnomics untuk menggambarkan perilaku ekonomi yang manipulatif dan eksploitatif, di mana segelintir elite menguasai sumber daya nasional demi keuntungan pribadi. Sistem ini, kata Syamsudin, telah menjadi hambatan utama bagi kesejahteraan rakyat.
“Serakahnomics adalah musuh nyata rakyat. Potensi sumber daya alam kita mencapai sekitar Rp200.000 triliun, dan bila dikelola dengan baik, cita-cita untuk menjadi bangsa yang adil dan makmur bukan hal yang mustahil,” tegas Syamsudin.
Ia menambahkan bahwa serakahnomics adalah sistem yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Praktik ekonomi semacam ini telah membajak cita-cita kemerdekaan dan menjauhkan rakyat dari kesejahteraan yang seharusnya dijamin oleh konstitusi.
“Serakahnomics bukanlah takdir, melainkan hasil dari sistem yang dibiarkan rusak dan dikendalikan oleh keserakahan segelintir orang. Kami mendukung seruan Presiden Prabowo untuk membumihanguskan serakahnomics dari bumi Indonesia. Sudah saatnya kita kembali pada Pasal 33 UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila,” lanjutnya.
Dalam penutupnya, Syamsudin menyerukan agar seluruh elemen bangsa bersatu melawan praktik ekonomi serakah dan kembali menegakkan prinsip ekonomi nasional yang berkeadilan.
“Kami percaya Indonesia mampu keluar dari jerat serakahnomics. Kuncinya adalah kembali pada cita-cita para pendiri bangsa — berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Semua itu hanya dapat dicapai melalui persatuan nasional yang kokoh,” tutup Syamsudin.
Dengan terselenggaranya simposium ini, LMND DIY menegaskan perannya sebagai gerakan mahasiswa progresif yang konsisten mengawal isu-isu ekonomi rakyat. Gerakan ini menjadi bagian penting dalam upaya mengembalikan arah pembangunan nasional ke jalur Ekonomi Pancasila yang berlandaskan keadilan sosial dan kemandirian bangsa.






