POROSNEWS.ID, Jakarta – Berdikari Online akan menyelenggarakan diskusi publik bertajuk Wujudkan Kedaulatan Rakyat: Sistem Kepartaian dalam Pemilu 2029.
Diskusi akan diselenggarakan pada Hari Senin, 26 Mei 2025 di Kedai Tempo Jl. Utan Kayu Raya No. 68 H Jakarta Timur, pukul 15:00-18:00 WIB, Minggu (25/5/2025).
Diskusi tersebut menghadirkan beberapa Narasumber yang akan membahas tema sesuai dengan profesi dan bidang masing-masing.
Mike Verawati merupakan Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia akan membahas keterlibatan dan representasi perempuan dalam sistem politik dan kepartaian menjelang Pemilu 2029.
Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia akan memaparkan dinamika preferensi pemilih serta tantangan sistem kepartaian dari perspektif riset dan data.
Gugum Ridho Putra, S.H., M.H merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) akan memberikan pandangan partai politik dalam menghadapi desain dan arah sistem kepartaian ke depan.
Adi Prianto, S.H merupakan PJs Sekjen Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) akan menyoroti tantangan partai baru dalam sistem kepartaian yang dominan dan bagaimana mengupayakan inklusivitas politik.
Feby selaku ketua panitia pelaksana diskusi ini menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk membedah secara kritis peran dan relevansi sistem kepartaian dalam mewujudkan kedaulatan rakyat sebagai pilar utama demokrasi.
“Diskusi ini diharapkan menjadi ruang reflektif sekaligus strategis bagi berbagai elemen masyarakat, baik politisi, akademisi, aktivis, maupun pemilih muda, untuk bersama-sama mengawal reformasi sistem politik menuju Pemilu yang lebih demokratis, adil, dan berpihak pada rakyat,” ujar Feby.
Ia juga menyampaikan bahwa diskusi ini sangat penting bagi publik agar dapat terlibat aktif dalam mengawal setiap proses demokrasi, termasuk dalam pembentukan sistem kepartaian yang terbuka, transparan, dan akuntabel.
“Diskusi ini tidak hanya menjadi ajang tukar gagasan, tetapi juga bisa menjadi ruang konsolidasi pemikiran lintas elemen masyarakat tentang bagaimana seharusnya sistem kepartaian kita dibangun menjelang Pemilu 2029. Kami berharap lahir pemikiran-pemikiran segar yang bisa mendorong pembaruan politik, lebih inklusif, dan benar-benar mewakili kepentingan rakyat,” ujarnya.
Terakhir Feby juga menegaskan dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang—akademisi, aktivis, dan representasi partai politik—diskusi ini diharapkan mampu menjadi jembatan antara gagasan dan aksi nyata dalam membangun sistem kepartaian yang lebih demokratis.