POROSNEWS.ID, Gorontalo – Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Wilayah Gorontalo kembali menyoroti persoalan ketimpangan akses pendidikan di wilayah pedalaman dan terpencil di Provinsi Gorontalo. Dalam forum diskusi publik yang digelar pada hari Senin (8/7), aktivis LMND Sastro Datuela mengungkap kondisi miris yang dihadapi anak-anak di desa-desa yang jauh dari pusat pemerintahan.
“Masih banyak anak-anak di pedalaman Gorontalo yang harus berjalan kaki berjam-jam, bahkan melewati sungai, hanya untuk sampai ke sekolah. Itu pun kondisi sekolahnya sangat memprihatinkan—tidak ada guru tetap, kekurangan buku, meja belajar rusak, dan sama sekali tidak memiliki akses internet,” ujar Sastro.
Menurut Sastro, kondisi tersebut mempertegas bahwa terjadi kesenjangan pendidikan yang serius antara kota dan desa, yang seolah-olah dianggap biasa oleh para pengambil kebijakan. “Pendidikan seharusnya jadi hak dasar semua anak, bukan hanya milik anak-anak kota,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Wilayah LMND Gorontalo, Tofandra Pulubuhu, menyatakan bahwa ketimpangan pendidikan adalah bentuk nyata dari kegagalan negara dalam memenuhi mandat konstitusi dan sila kelima Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Selama negara belum mampu menjamin akses pendidikan yang merata dan berkualitas untuk seluruh anak Indonesia—termasuk yang tinggal di pelosok—maka keadilan sosial itu masih sebatas jargon. Pemerintah daerah harus berhenti sekadar menyusun program di atas meja rapat. Yang dibutuhkan adalah aksi nyata dan keberpihakan kepada rakyat kecil,” tegas Tofandra.
LMND Gorontalo menilai bahwa advokasi pendidikan di wilayah terpencil harus menjadi agenda politik rakyat, bukan hanya janji kampanye atau wacana pembangunan tahunan. Mereka menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi pemuda dan mahasiswa, ikut mengawal isu ini secara berkelanjutan.
“Jika negara abai, maka rakyat harus bersuara. Kami di LMND tidak akan diam ketika masa depan anak-anak desa dikorbankan karena kelalaian birokrasi,” tutup Tofandra.